FAMILY GATHERING IDUL FITRI
ANAK – ANAK DAN KELUARGA
Rumah Kreatif Mata Air rumah
bermain dan belajar Yogyakarta
PENDAHULUAN
TaqobalAllahu
minna waminkum… wasyiamana wasyiamakum… minal aidzin wal faidzin, mohon maaf dengan segenap lahir dan batin…
Ungkapan dan
doa yang penuh arti kemengan, kebesaran, keikhlasan dan ketulusan di hari
kemenangan inilah yang menjadi dasar dan titik pokok Family gathering ini.
Tentunya family gathering ini lebih mengarah pada suasana silaturahmi, halal
bihalal, dan bertemunya banyaknya(baca:seluruh_red) anggota keluarga yang
selama ini sangat sulit untuk terwujud. Inilah moment yang sangat penting bagi
keluarga, terlebih bagi anak – anak.
Bisa dikatakan,
aidul fitri (baca:lebaran_red) adalah suatu hari yang sangat dinantikan setiap
anak, karena lebaran adalah moment yang sangat menyenangkan. Pada hari lebaran
ini seorang anak yang notabene tahapan perkembangannya masih membutuhkan banyak
stimulasi akan merasa sangat gembira setelah selama sebulan dengan tekun
berlatih puasa, berusaha selalu ke masjid mengikuti tarawih sehingga tidur
larut malam dan ikut bangun pada waktu sahur. Ini sungguh perjuangan yang
sangat berarti bagi anak-anak, maka sudah selayaknya anak-anak akan sangat
merasa gembira. Dihari lebaranpun akan menjadi lebih special karena biasanya anak-anak
akan mendapatkan sesuatu yang “lebih” dibanding hari-hari biasanya. Ia akan
mendapat banyak apresiasi mulai dari mendapat banyak senyum, nasihat, ucapan
selamat dan tentunya akan mendapatkan hadiah. Secara psikologis, lebaran juga
mampu memberi muatan lebih bagi seorang anak (baca:tahapan perkembangan_red),
karena pada hari lebaran seorang anak akan merasa sudah lebih besar dan lebih
pintar, “lebih” karana mampu melewati bulan ramadhan. Bagi orang tua, selain
apresiasi ungkapan syukur atas kemampuan serta proses tertanamnya benih-benih
keiman sang anak, lebaran juga menjadi moment yang tak kalah penting karena
orang tua akan mendapatkan ruang khusus yang special dan berkwalitas (sungkem :
proses saling memaafkan dari orang tua-anak dengan prosesi doa, nasihat dan
petuah). Begitu-pun bagi orang – orang atau teman – teman yang menganut agama /
kepercayaan lain, moment lebaran akan menjadi ajang toleransi, saling
menghargai dan menghormati (inklusitas), dan saling mengapresiasi dengan saling
memberi selamat serta ungkapan maaf.
Maka menjadi
penting ketika moment aidul fitri yang hanya datang satu tahun sekali ini tidak
sekedar dijadikan seremoni biasa dengan
kumpul keluarga, makan ketupat – opor, dan membagi-bagikan hadiah serta pergi
ketempat wisata. Lebaran bisa dikelola menjadi suatu moment silaturahmi yang
edukatif, menerapkan nilai-nilai keimanan, cinta lingkungan, kearifan local,
dan cinta keluarga yang penuh dengan permainan yang menyenangkan dan tak
terlupakan bagi anak. Moment lebaran akan menjadi lebih special ketika kemasan
didalamnya diisi dengan rangkaian kegiatan yang edukatif, ramah anak, dan
tentunya mencakup berbagai stimulus seperti kognisi, sosial emosi (percaya
diri, kesabaran, kemandirian), motorik kasar/halus, intuisi, problem solfing,
kerjasama, tanggung jawab, bahasa, berhitung, baca tulis dan lain-lain.
TaqobalAllahu
minna waminkum… wasyiamana wasyiamakum… minal aidzin wal faidzin, mohon maaf dengan segenap lahir dan batin…
TUJUAN
Edukasi dan
transformasi nilai – nilai Aidul fitri, cinta lingkungan dan kearifan lokan
sebagai pondasi bermain.
RANCANGAN KEGIATAN
Hari, Tanggal pelaksanaan :
Tempat :
Skema :
Anak – anak dilibatkan dalam suatu
skenario pemecahan masalah. Mereka menjadi bagian penting dan vital dalam misi
sebagai penyebar kebaikan. Sebagai para khalifah penyebar kebaikan, anak – anak
akan memulai dan menjalankan misinya dengan mengedepankan sebuah rasa tanggung
jawab besar, karena mereka harus selalu memberikan kebaikan dimanapun mereka
berada. Anak-anak akan melewati pos-pos simulasi dengan berbagai permainan dan
workshop.
Dengan stimulus skema ini, maka
diharapkan anak-anak akan mengerahkan segenap potensinya baik kognisi, motorik,
sosial emosi, dan komunikasinya secara maksimal.
Bentuk kegiatan :
-
Diawali dengan ice-breaking
dengan metode circle, yaitu anak – anak akan bermain dengan berbagai permainan
yang membangkitkan konsentrasi, keberanian, totalitas, saling percaya dan
kejujuran. Ice-breaking ini dilakukan secara bersama-sama. Berlanjut pada
pembagian kelompok, pun dengan metode permainan.
- Ice-breaking dalam kelom
kelompok. Masing-masing kelompok melakukan permainan yang menggugah rasa
kekompakan, kebersamaan, menghargai kelebihan dan kekurangan orang lain,
menggugah komunikasi antar anggota kelompok.
- Ice-breaking dalam
kelompok-kelompok (tetap bersama tetapi terbagi dalam kelompok-kelompok).
Disini akan berisi permainan yang menggugah rasa kebersamaan, tanggung jawab,
menghargai dan menghormati orang / kelompok lain.
- Menjalankan misi menyebarkan
kebaikan. Metodenya, Masing-masing kelompok akan mendapatkan suatu misi (skenario)
yang harus dijalankan bersama-sama. Mereka akan membaca peta dan memecahkan
masalah didalamnya, dalam perjalanannya, mereka akan menemui pos-pos dengan
berbagai mainan edukasi.
·
Pos 1 : menanam
- Proses : Anak-anak akan mendapatkan
pijakan dari penjaga pos. setiap kelompok akan menanam lima jenis tanaman yang
sudah disiapkan dengan cara mencocokkan jenis tanaman dengan lubang (media
tanam) yang sesuai dengan tanamannya, yaitu didalam lubang ada potongan daun
yang sesuai dengan tanaman yang akan ditanam. Tanaman ditanam dengan rapi dan
baik, kemudian dijaga dari ancaman perusak tanaman.
-
Indikator : Lima bibit tanaman
berhasil ditanam dengan rapi dan baik dalam waktu 15’
Setah proses menam selesai, anak-anak menjaga tanamannya dari para
pembalak liar. (metode permainan kucing-kucingan untuk menjaga pohonnya)
- Tujuan : Stimulasi : motorik
kasar, motorik halus, sains, bahasa, kesabaran, kemandirian, problem solving,
kreativitas, kognisi (berhitung, mengenal bentuk, mengenal jenis tanaman,
konsep besar kecil, tinggi rendah, jauh dekat), kerjasama, kesadaran dan
tanggung jawab serta cinta lingkungan.
- Waktu : 20’ (15’ permainan, 5’
pijakan)
-
Hasil yang diharapkan : kesadaran
konservasi lingkungan, life skill dan survival skill
- Alat dan bahan : Tanaman, alat
bercocok tanam.
·
Pos 2 : APE (ketupat)
-
Proses : Anak-anak akan
mendapatkan pijakan dari penjaga pos. setiap anak dari anggota kelompok akan membuat
ketupat dari kertas dan piring kertas dengan rapi dan baik. Mereka
dipersilahkan membuat ketupat sebanyak-banyaknya dalam waktu 15 menit. Semakin
banyak ketupat yang mereka buat, semakin banyak orang-orang kelaparan yang
mereka selamatkan.
-
Indikator : membuat APE ketupat
sebanyak-banyaknya dalam waktu 15’.
-
Tujuan : stimulasi : motorik kasar,
motorik halus, sains, bahasa, kesabaran, kemandirian, problem solving,
kreativitas, kognisi (berhitung, mengenal bentuk, konsep besar kecil, tinggi
rendah, jauh dekat, tradisi ketupat lebaran), kerjasama, kesadaran dan tanggung
jawab, cinta lingkungan (pengolahan sampah).
-
Waktu : 20’ (15’ permainan, 5’
pijakan)
-
Hasil yang diharapkan :
kesadaran cinta lingkungan, peduli terhadap sesama, ketrampilan.
-
Alat dan bahan : piring kertas,
kertas bekas, gunting, lem, crayon / alat lukis / alat tulis.
·
Pos 3 : Jumputan
-
Proses : Anak-anak akan
mendapatkan pijakan dari penjaga pos. setiap anak anggota kelompok akan diberi
satu lembar kain untuk dibuat menjadi jumputan. Jumputan ini berfungsi sebagai
kenang-kenangan dan sebagai slayer, masker (alat pelindung pernafasan), bandana.
-
Indikator : membuat jumputan.
Mulai dari membuat pola, hingga pewarnaan dan menandai.
-
Tujuan : stimulasi : motorik
kasar, motorik halus, sains, bahasa, kesabaran, kemandirian, problem solving,
kreativitas, kognisi (berhitung, mengenal bentuk, konsep besar kecil, tinggi
rendah, jauh dekat), tradisi dan kearifan lokal, kerjasama, kesadaran dan tanggung
jawab, menjaga kesehatan.
-
Waktu : 20’ (15’ permainan, 5’
pijakan)
-
Hasil yang diharapkan :
kesadaran cinta kesehatan, mengenal budaya lokal, ketrampilan.
-
Alat dan bahan : kain mori
ukuran bandana, tali rafia, karet gelang, kerikil, pewarna pakaian, ember.
·
Pos 4 : sate buah
- Proses : Anak-anak akan
mendapatkan pijakan dari penjaga pos. setiap anak dari anggota kelompok akan
diberi empat macam buah masing-masing 2 buah (asumsi jumlah anak dengan satu
anak dua buah). Buah dipotong-potong dan anak-anak membuat sate buah. Sate buah ini akan dimakan bersama-sama pada
akhir acara dan dibagikan kepada kelompok lain (saling bertukar) diberikan
kepada orang tua dan semua yang hadir didalam acara tersebut sembari
bersalam-salaman dan saling memaafkan.
-
Indikator : mengupas buah,
memotong, menusuk henuangkan buah hingga menjadi sate buah.
- Tujuan : stimulasi : motorik
kasar, motorik halus, sains, bahasa, kesabaran, kemandirian, problem solving,
kreativitas, kognisi (berhitung, mengenal bentuk, konsep besar kecil, tinggi
rendah, jauh dekat), tradisi dan kearifan lokal, kerjasama, kesadaran dan
tanggung jawab, menjaga kesehatan.
- Waktu : 20’ (15’ permainan, 5’
pijakan)
- Hasil yang diharapkan : gaya
hidup sehat, berbagi kepada orang lain,.
- Alat dan bahan : buah, tusuk
sate, sirup, susu kental, gulapasir, keju.
Rundown acara :
Ice-braking : 60’
Outbond : 80’ (Waktu dipos
20’ X 4 pos = 80’)
Perjalanan : 20’
Review, penutup : 20’
Waktu yang
dibutuhkan : 60’ + 80’ +
20’ +20’ = 180’
180’ atau 3
jam
Rangkaian
kegiatan : 09.00 – 10.00 ice-breaking.
10.00 – 12.00
kegiatan outbond.